COMMUNITY Uncategorized

TEMU KANGEN SAHABAT MUSISI DIBALIK LAYAR ‘KONSER INDONESIA SATU’ INDONESIA TIDAK BOLEH TERPECAH BELAH, BERSATU KITA KUAT

JakartaARSNewsy,- Indonesia tidak boleh terpecah belah. Indonesia adalah bangsa majemuk yang cinta damai, jangan sampai kita terpecah belah, kita harus bersatu dengan segala perbedaan itu, dengan bersatu kita kuat, demikian ditegaskan Imail Wahab (Indonesia Satu), selaku Ketua Pelaksana Konser Indonesia Satu, yang dilaksanakan di Season City, Jakarta, (25/10).

Konser Indonesia SatuKonser Indonesia Satu yang didukung  oleh Karya Cipta Indonesia (KCI), FLAG, NAGASWARA, AGMS, Lui’s Coffe, Indonesia Satu, SS, serta Komunitas Tembang Lawas (KOTELA), juga dihadiri oleh Jon Dayat, Dadang S Manaf, Younky RM, Agus DJ, Nana Sumarna, Amins Ivo, Johny Swadie, Erens F Mangalo, Mas Pink, Angga Widodo, Yan Roesly, Dommy Allen, Rudy Rampengan, Papa T bob,  Ade putra, Jelly Tobing, dan masih banyak lagi.

Imail Wahab (Indonesia Satu) selaku Ketua Pelaksana menekankan bahwa Yayasan  Indonesia Satu sebagai organisasi  berpusat di Surabaya dan diketuai Sastra Widiyanto. Tujuannya berdasarkan  AD/ART membuat Indonesia Bersatu yang terdiri dari keragaman sebagai bangsa. Bahkan dalam kiprahnya juga pernah menggelar konser di Surabaya dengan penontonnya membludak, namun dapat berjalan damai, tidak ada kerusuhan karena mereka seperti dipersatukan oleh lagu lagu yang dibawakan  Indonesia Satu, lanjut Imail  lagi.

Dan kegiatan Indonesia Satu di Season City berlangsung sukses dengan hadirnya musisi-musisi yang selama ini kerap berada di balik layar, seperti para pemain musik,  bass, gitar, drum, keyboard, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini dimaksudkan pula untuk membangkitkan agar masyarakat tahu para musisi dan mereka akan menghargai dan mengenang para musisi it, selain lagunya.

Seperti contoh Nana Suparna, pemain bass di era Teti Kadi, Erni Johan, dan banyak lagu yang meledak. Selama ini kan orang hanya tahu penyanyinya saja, padahal di belakang sang penyanyi ada pemain musik yang ikut terlibat dalam setiap pementasan atau proses rekaman yang mengiringinya. Begitu juga hadirnya Band  Empat Nada, yang anggotanya rata-rata berumur 50 an dan Imail Wahab sebagai drummernya.

BACA JUGA :  PIALA THOMAS MENDARAT DI PELATNAS CIPAYUNG

Asas Nur Ketua KOTELA

Sementara Asas Nur,  Ketua KOTELA (Komunitas Tembang Lawas) yang juga hadir di Konser Indonesia  Satu, juga menghadirkan para musisi dari era 60 sampai dengan era 90-an, contohnya Nana Sumarna, musisi tahun 60 an. “Jadi yang hadir ini adalah patriot-patriot yang pernah jaya pada masanya dengan karyanya dan lagu-lagu mereka masih disenangi hingga era sekarang,” ujar Asas Nur.

Asas Nur membangun sebuah komunitas dengan nama Kotela karena memang yang namanya lawas itu banyak disukai. Kotela dalam satu tahun mengadakankegiatan semacam ini bisa 3 kali, dengan mengundang para musisi-musisi pencipta lagu, biasanya Kotela mengundang artis  seperti Ebiet G Ade, Tito Sumarsono, Obbie Mesakh, Ade Putra,  Julius Sitanggang, Ratih Purwasih, Endang S Taurina, dan hampir semua penyanyi lawas yang memiliki lagu dikenang oleh masyarakat hingga sekarang,  semuanya sudah kenal KOTELA.

“Kali ini kami ingin sesuatu yang berbeda yaitu ingin mengumpulkan teman-teman lama dari era 60 sampai 90 -an untuk bergabung satu dan mereka hadir hari ini. Biasanya kita ini kalau umur sudah setengah baya dikumpulkan dan tampil lagi dipanggung maka semangatnya akan timbul lagi dan sumringah serta semangat. Itu sich sebenarnya tujuan acara ini,” urainya.

Empat Nada Band

Setiap KOTELA membuat event KCI selalu memback up, kalau lagu-lagu lawas ingin lestari yach harus ada komunitasnya.  Dan komunitasnya bukan hanya KOTELA saja, ada ratusan komunitas di media sosial, tetapi yang sangat di kenal masyarakat adalah KOTELA. Hampir semua musisi itu kenal dan tahu KOTELA.  KOTELA sudah berusia 5 tahun dan selama ini yang diutamakan adalah kerja nyata karena visi dan misi KOTELA adalah pelestari lagu-lagu lawas dan juga peduli kepada musisi lawas.

BACA JUGA :  GERAKAN Rp. 1000 UNTUK INDONESIA BERSAMA VOLUNTEER BERGERAK HADAPI PANDEMI COVID-19 TERUS BERLANJUT

Sedangkan dalam penghujung  perbincangannya, Imail Wahab berharap kedepannya semoga masyarakat mulai mencintai para musisi yang berada di belakang kesuksesan dari seorang penyanyi yang selama ini hanya ada dibelakang layar saja. Jadi jangan hanya lagunya saja yang menjadi forever (legenda), tetapi para musisi yang berada dibelakang kesuksesan lagi itu juga dikenal dan dikenang.

Musisi Lawas Konser Indonesia Satu

“Masyarakat bernostalgia jangan hanya dengan lagu dan penyanyinya, tetapi juga dengan para musisi yang ikut terlibat dalam lagu itu. Dan masyarakat itu kan tidak pernah tahu dan bertanya tentang kesuksesan sebuah lagu uang menjadi legenda itu para musisinya siapa saja selain pencipta dan penyanyinya sendiri”, pungkas Imail. (adnid; foto lela)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *