ARSNewsy-, Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani sumbang 1.500 unit timbangan bayi, dan berharap peran semua pihak menuntaskan angka stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Tegal. Terlebih melihat peran pemerintah desa dan perangkatnya belum optimal dalam melaksanakan Progam Penurunan Stunting.
“Tahun 2023 direncanakan menyumbangkan 1.500 unit timbangan bayi agar tiap desa mendapat 3 sampai 4 timbangan. Semoga nanti dapat dibagikan secara adil. Disamping menggalakkan kembali Posyandu. Dan pada 1 September akan melakukan demo masak khusus bagi ibu hamil dan anak stunting. Masakan dibuat dengan barang murah namun kaya manfaat”, jelas Dewi Aryani saat sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama BKKBN di di Balai Desa Jatibogor Kec. Suradadi, Kabupaten Tegal (19/07/2022).
Dewi Aryani juga konsen memperjuangkan jaminan kesehatan bagi warga Kabupaten Tegal. Dimana sedikitnya 68 ribu kartu KIS bakal diturunkan juga di tahun ini bagi warga. “Saya berharap kartunya tidak dipakai. Tapi setidaknya kalau sakit sudah ada jaminan Kesehatan BPJS Kesehatan”, terangnya.
Sementara itu, salah satu Petugas Pendamping Keluarga (PPK) di Kabupaten Tegal, Rikmah membagi pengalamannya saat menjadi PPK melakukan pendampingan kepada keluarga yang rentan stunting. Dirinya pun bercerita banyak hal ditemukan saat bertugas.
“Biasanya saat melakukan pendampingan saya tanyai ibu hamil soal makanan apa saja yang dikonsumsi. Memenuhi gizi atau tidak. Saya imbau mereka (ibu hamil) perbanyak sayur mayur yang kaya zat besi agar anak yang lahir nanti sehat. Setelah persalinan saya juga sarankan untuk KB agar ada jeda”, kata Rikmah.
Selanjutnya Rikmah bercerita tentang dirinya yang melakukan pendampingan kepada pasangan yang akan menikah. Hal lucu pun sering ditemukan tatkala pasangan muda yang akan menikah menanyakan soal KB.
“Saya pernah mendapat pertanyaan. Boleh KB setelah nikah. Lalu saya jawab jangan dulu kalau belum punya anak. Selain itu ada juga pasangan perempuannya yang kurus saya minta agar jaga kebutuhan nutrisinya. Saya selalu sarankan KB dapat dilakukan di atas usia 25 tahun setelah punya satu anak”, ujar Rikmah, disambut tepuk tangan audiens.
Bukan tanpa sebab, Rikmah maju ke depan untuk berbagi cerita tentang perannya sebagai PPK. Dirinya menjawab tantangan dari Harlin Is Ambarwati, perwakilan dari BKKBN Jateng untuk mau menceritakan pengalamannya. Harlin, yang juga sebagai Koordinator Bidang Adpin BKKBN Jateng ini mengatakan, progam Bangga Kencana merupakan kepanjangan dari Pembangunan Keluarga Kependudukan Keluarga Berencana. Program ini diluncurkan pemerintah untuk meningkatkan SDM Masyarakat Indonesia.
“Kita itu mengurusi dari dalam kandungan, bayi, balita, dewasa, sampai lansia. Semua diurusi BKKBN. Tujuannya untuk menciptakan SDM yang unggul dan mengurangi angka stunting,” sebut Harlin Is Ambarwati.
Persoalan stunting kini menjadi musuh bersama yang mesti dihilangkan. Apalagi di Kabupaten Tegal merupakan wilayah tertinggi stunting di Provinsi Jawa Tengah. Dari data survery 2021 angka stuntinnya mencapai 28 persen. Padahal kalau dilihat wilayah sini itu subur.
“Makanya mari kita bersama buka mata untuk saling menjaga agar generasi kedepan unggul. Kita turun bersama-sama dibantu mbak Dewi Aryani,” imbuh Harlin Is Ambarwati.
Sementara dokter Bening Priambudi, Kabid Dalduk dan KS Dinas P3AP2KB Kabupaten Tegal mengatakan, stunting merupakan penyakit yang menyerang tumbuh kembang anak. Penyebabnya yakni kurangnya gizi serta nutrisi, sakit kronis dan kurangnya stimulus psiko-sosial. “Pesan saya tidak hanya stunting saja yang mesti disorot tapi ada juga pelaksanaan KB pasca persalinan,” imbuhnya. (lela; foto humasdprri)